Wisata Sejarah Goa Jepang Yang Penuh Mistik

Disebut Goa Jepang karena memang dibuat oleh tentara Jepang pada tahun 1942. Goa ini dibuat setelah Belanda menyerah dan berfungsi sebagai tempat pertahanan dari serangan sekutu. Ada 4 buah goa berukuran besar yang berjejer, serta beberapa lubang goa berukuran kecil. Antara goa yang satu dengan yang lainnya berhubungan denga lorong-lorong. Bagi anda yang bernyali mungkin tertarik untuk masuk kedalam goa yang gelap gulita. Dari Goa Jepang menuju goa Belanda dapat ditempuh dengan berjalan kaki kurang lebih 20 menit. Anda juga dapat langsung menuju Goa Belanda dengan kendaraan roda empat. Disebut Goa Belanda karena memang dibuat oleh Belanda pada awal tahun 1941. 
Awalnya militer Belanda membangun goa ini sebagai terowongan PLTA Bengkok. Goa ini juga menjadi jalan tembus menuju tempat wisata Maribaya di Lembang. Jarak dari Goa ke Maribaya kurang lebih 5 KM. Untuk bisa menyambangi tempat ini, pengunjung cukup membayar harga tiket masuk Rp 2000 untuk setiap orang dan Rp 5000 untuk kendaraan. Goa ini merupakan tempat bersejarah karena dibangun pada masa penjajahan Jepang dan Belanda. Untuk memudahkan perjalanan di dalam goa, Anda dapat menyewa senter-senter yang dijajakan di pintu masuk goa.
Banyaknya situs alam dan bersejarah yang bisa dikunjungi telah menarik banyak wisatawan untuk mengunjungi Taman Hutan Raya Ir. Juanda. Di sini, Anda dapat menikmati kesejukan udara yang lebih segar di kota Bandung serta fenomena alam yang indah. Untuk Anda penyuka sejarah, Anda dapat melihat tempat-tempat bersejarah yang menarik dengan suasana alami dan menyegarkan. Di goa ini terdapat empat lorong untuk masuk, dimana konon katanya lorong ke dua dan ketiga sebagai lorong jebakan. Lembab, gelap dan dingin adalah kesan awal yang langsung menerpa saat mulai melangkah ke dalam goa yang dibangun pada tahun 1942 silam. Lorong yang panjang serta berliku memang cukup membingungkan dengan jalan berbatu-batu serta dinding tanah.  
Dahulu goa ini dijadikan sebagai tempat pertahanan tentara Jepang. Selain itu, di sini terdapat beberapa gundukan tanah yang lebih tinggi dari permukaan yang dijadikan sebagai tempat istirahat/tidur para tentara yang dikenal juga dengan nama Tentara Dai Nippon. Setelah melewati persimpangan demi persimpangan, keluarlah melalui mulut goa yang berukuran lebih besar. Di lorong ini dahulu difungsikan untuk tempat parkir dan keluar-masuk kendaraan perang. Memang sebelum Pemerintah Sipil Hindia Belanda menyerah tanpa syarat kepada Tentara Jepang, goa ini dibangun sendiri oleh mereka (Jepang).
Namun setelah Belanda menyerah, pembangunan goa diteruskan oleh orang-orang pribumi melalui kerja paksa atau dikenal dengan ”Romusha”. Menurut keterangan di dalam goa ini sering terdengar suara jeritan , rintihan serta penampakan wujud orang-orang yang dulunya di siksa dan di penjarakan di goa yang lembab dan pengap ini, meski banyak terdapat lubang ventilasi udara.

0 komentar :

Post a Comment

 

Pariwisata Indonesia Copyright © 2011-2012 | Powered by Blogger